NEW YORK - Selain membahas isu Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Presiden Mesir Mohamed Mursi juga mendesak berakhirnya kekerasan di Suriah. Mursi mengatakan, dirinya takkan beristirahat sebelum perang saudara di Suriah berakhir.
Pada Rabu kemarin, Mursi mendesak Presiden Suriah Bashar al Assad agar mundur dari jabatannya. Mursi pun menyebut krisis Suriah sebagai sebuah tragedi yang harus segera diakhiri.
"Saya ingin menekankan bahwa, langkah seluruh pihak yang ingin berkontribusi mengakhiri krisis Suriah akan tetap ada. Mesir juga berkomitmen mendukung misi PBB dan Liga Arab untuk krisis Suriah," ujar Mursi, seperti dikutip dari Bikyamasr, Kamis (27/9/2012).
Dalam mengatasi isu Suriah, Mesir ikut mendukung turunnya Assad, namun Mesir tidak akan menghendaki adanya intervensi dari pihak luar Suriah. Mursi turut mengundang Turki, Iran dan Arab Saudi untuk bergabung dalam kelompok kontak.
Meski demikian, Mursi justru membatalkan pertemuan kelompok kuartet untuk Suriah yang terdiri dari empat negara berpengaruh tersebut. Hal itu disebabkan karena ketidakhadiran Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Sidang Majelis Umum PBB.
Bersamaan dengan itu, Arab Saudi juga terlihat makin menjauh dari Mesir. Sikap itu tampaknya sengaja dilakukan karena Arab Saudi keberatan dengan Iran, karena Iran tampil sebagai satu-satunya negara mitra Suriah yang ada di kelompok kuartet tersebut.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga sempat mengusulkan hal serupa dengan Mesir yaitu, membangun kelompok kontak. Namun kelompok kontak itu beranggotakan 11 negara.
Pada Rabu kemarin, Mursi mendesak Presiden Suriah Bashar al Assad agar mundur dari jabatannya. Mursi pun menyebut krisis Suriah sebagai sebuah tragedi yang harus segera diakhiri.
"Saya ingin menekankan bahwa, langkah seluruh pihak yang ingin berkontribusi mengakhiri krisis Suriah akan tetap ada. Mesir juga berkomitmen mendukung misi PBB dan Liga Arab untuk krisis Suriah," ujar Mursi, seperti dikutip dari Bikyamasr, Kamis (27/9/2012).
Dalam mengatasi isu Suriah, Mesir ikut mendukung turunnya Assad, namun Mesir tidak akan menghendaki adanya intervensi dari pihak luar Suriah. Mursi turut mengundang Turki, Iran dan Arab Saudi untuk bergabung dalam kelompok kontak.
Meski demikian, Mursi justru membatalkan pertemuan kelompok kuartet untuk Suriah yang terdiri dari empat negara berpengaruh tersebut. Hal itu disebabkan karena ketidakhadiran Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Sidang Majelis Umum PBB.
Bersamaan dengan itu, Arab Saudi juga terlihat makin menjauh dari Mesir. Sikap itu tampaknya sengaja dilakukan karena Arab Saudi keberatan dengan Iran, karena Iran tampil sebagai satu-satunya negara mitra Suriah yang ada di kelompok kuartet tersebut.
Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad juga sempat mengusulkan hal serupa dengan Mesir yaitu, membangun kelompok kontak. Namun kelompok kontak itu beranggotakan 11 negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar