Pembina Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Provinsi Gorontalo, Idah Syahidah Habibie, mengatakan, anak yang sering menjadi korban kekerasan, rentan mengalami sakit mental.
“Otak bayi atau anak-anak akan mampu merekam dengan rinci perlakuan yang mereka peroleh, termasuk tindak kekerasan,” kata Idah yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo, Kamis.
Tindak kekerasan yang dialami sejak masa kanak-kanak tersebut, lanjutnya, akan mempengaruhi perkembangan mental hingga dewasa.
Terlebih lagi, pelaku kekerasan merupakan orang terdekat anak seperti orang tua, anggota keluarga hingga pembantu rumah tangga.
Idah menghimbau para orang tua untuk tidak terlalu mempercayakan pengasuhan anak kepada orang lain maupun pembantu.
“Meski sibuk bekerja, orang tua harus tetap dekat dengan anak dan menyisihkan waktu serta membangun komunikasi yang baik,” tambahnya.
Orang tua juga disarankan untuk bertanya kepada anak mengenai perlakuan yang diterimanya, selama tidak dalam pengawasan langsung orang tua.
Menurutnya, orang tua juga perlu memandikan sendiri anaknya, agar bisa memeriksa kondisi tubuhnya.
“Bagaimanapun kekerasan hanya akan menghasilkan generasi yang memiliki mental kurang baik. Untuk itu sebisa mungkin cegah perlakuan keras terhadap anak,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar