JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat meminta maaf atas pemutaran “Innocent of Muslims” yang telah menuai kontroversi di berbagai belahan dunia. Amerika juga menegaskan tidak pernah mensponsori pembuatan film yang melukai umat Islam tersebut.
Permintaan maaf itu disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel, saat rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR hari ini, seperti diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Jazuli Juwaini, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/9/2012).
Dalam pertemuan tersebut, sambung Jazuli, Dubes Amerika Scot Marciel mengaku menyesali pemutaran film “Innocent of Muslims”. "Mereka menyesali," ujar Jazuli kepada wartawan.
Setelah bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat, Komisi VIII DPR mendesak agar film “Innocent of Muslims” yang dianggap menistakan agama Islam tidak diperkenankan muncul meski atas dasar kebebasan berekspresi. "Tidak boleh lagi muncul di Amerika film atas nama kebebasan berkeskpresi," Jazuli menegaskan.
Komisi VIII juga minta agar pemerintah Amerika menindak tegas orang yang membuat film tersebut. Setelah bertemu dengan Komisi VIII DPR, Scott berjanji akan menyampaikan semua hasil rapat tersebut langsung ke Presiden Obama. "Mereka akan sampaikan masukan dari fraksi-fraksi ini langsung kepada Presiden AS," jelasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Scott menyesali tindakan anarkis sebagian umat Islam menanggapi hal pemutaran film itu.
"Mereka (AS) juga menyesalkan aksi yang anarkis, dan ini juga disesalkan oleh ulama-ulama kita. Amerika juga harus melakukan langkah konkrit dan menindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku di sana," tuturnya.
Jazuli berharap apa yang diminta fraksi dalam rapat tersebut dapat diterapkan oleh pemerintah Amerika. "Kita berharap setelah ada jawaban dari presidennya, bisa bertemu kembali dengan pihak Dubes AS," tutupnya.(rhs)
Permintaan maaf itu disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel, saat rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR hari ini, seperti diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VIII, Jazuli Juwaini, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/9/2012).
Dalam pertemuan tersebut, sambung Jazuli, Dubes Amerika Scot Marciel mengaku menyesali pemutaran film “Innocent of Muslims”. "Mereka menyesali," ujar Jazuli kepada wartawan.
Setelah bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat, Komisi VIII DPR mendesak agar film “Innocent of Muslims” yang dianggap menistakan agama Islam tidak diperkenankan muncul meski atas dasar kebebasan berekspresi. "Tidak boleh lagi muncul di Amerika film atas nama kebebasan berkeskpresi," Jazuli menegaskan.
Komisi VIII juga minta agar pemerintah Amerika menindak tegas orang yang membuat film tersebut. Setelah bertemu dengan Komisi VIII DPR, Scott berjanji akan menyampaikan semua hasil rapat tersebut langsung ke Presiden Obama. "Mereka akan sampaikan masukan dari fraksi-fraksi ini langsung kepada Presiden AS," jelasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Scott menyesali tindakan anarkis sebagian umat Islam menanggapi hal pemutaran film itu.
"Mereka (AS) juga menyesalkan aksi yang anarkis, dan ini juga disesalkan oleh ulama-ulama kita. Amerika juga harus melakukan langkah konkrit dan menindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku di sana," tuturnya.
Jazuli berharap apa yang diminta fraksi dalam rapat tersebut dapat diterapkan oleh pemerintah Amerika. "Kita berharap setelah ada jawaban dari presidennya, bisa bertemu kembali dengan pihak Dubes AS," tutupnya.(rhs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar