Pada tingkat yang paling dasar sifat agresif dan kreativitas berhubungan erat satu sama lain dan saling berkaitan sebagai proses kelangsungan hidup. Sejumlah penelitian pada sifat agresif telah menunjukkan bahwa ketika kita ditempatkan dalam situasi yang tidak menyenangkan dan memicu tingkat emosi yang berbeda, sehingga apabila tingkat reaksi terlalu tinggi kita mulai untuk menampilkan perilaku yang agresif dan dapat bertindak tanpa dorongan atau menahan diri.
Salah satu fitur mendefinisikan berpikir kreatif adalah adanya pemikiran yang berbeda yang dapat digunakan untuk mengatasi situasi yang sulit menjadi lebih mudah. Hal ini dimungkinkan bahwa kemampuan berpikir divergen dapat dimobilisasi di bawah tekanan situasi dimana agresi verbal atau bahkan fisik yang digunakan secara teknis menutup area otak yang berhubungan dengan berpikir kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara agresi verbal dan kefasihan verbal, fleksibilitas dan orisinalitas. Dengan kata lain, Orang yang terlibat dalam agresi verbal dan ancaman agresi fisik memiliki skor tertinggi pada pengukuran orisinalitas fleksibilitas verbal dan figural. Hasil ini tidak sepenuhnya bertentangan dengan apa yang diketahui tentang agresifitas kimia otak. Menjadi agresif tidak menyebabkan inaktivasi korteks otak yang mengurangi kemampuan kita untuk berpikir kreatif Tapi tingkat agresi juga memainkan peranan apakah ada atau tidak ketika kita kehilangan kemampuan untuk berpikir kreatif dalam situasi stres.
Jenis situasi stres yang diamati selama studi oleh Tacher dan Readdick (2006) yang cukup ringan menurut standar adalah ketika situasi ini melibatkan agresivitas antara lain ketika anak-anak berkelahi satu sama lain untuk mendapatkan posisi terbaik dan berjuang untuk sebuah pengakuan dikelompok bermain. Ketika anak-anak mengancam orang lain dalam situasi stres, mereka datang dengan kognitif bagaimana caranya untuk menghentikan lawan, membuat sikap tubuh untuk mengusir serangan dan menggunakan kemampuan verbal mereka untuk menghentikan perilaku agresif. kegiatan kognitif tersebut merupakan ciri khas berpikir divergen, meskipun satu atau mungkin lebih berpikir agresivitas ini kurang relevan. penggunaan ancaman di kelompok usia ini adalah sesuai dengan tahapan perkembangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar